Menyusuri Detik Kehidupan Bersama Indra KH



Indra KH Pindah ke Wordpress



Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket


Indra KH pindah ke : indrakh.wordpress.com

Labels:


Paint Ball, Simulasi Tempur Pemicu Adrenalin

0 comments

"Ketika pandangan ini mulai menangkap gerakan lawan berpakaian loreng memakai body protektor hitam, sontak saja jari ini menekan picu. Dor ! Dor ! Dor ! Dor ! Entah berapa kali saya memuntahkan peluru cat ke sasaran. Salah seorang wasit kemudian berteriak : “Hit ! Hit ! Hit !,”

Minggu (11/3) pagi itu cuaca di atas kawasan Sindang reret 2, Cikole, Lembang, Kab Bandung sedikit mendung. Hujan rintik-rintik yang turun tak lama usai sang fajar menyingsing kian enggan untuk kita melepaskan selimut dan turun dari peraduan. Namun bayangan akan asyiknya aktivitas out door yang akan kami lakukan di sela-sela company meeting dan family gathering PT. Indocisc dan PT. Insan Infonesia membuat kondisi cuaca semacam itu tidak berpengaruh. Ya, setelah seharian mengikuti pertemuan tahunan perusahaan sehari sebelumnya, kegiatan out door menjadi sesuatu yang sangat dinanti.

Aktivitas kami Minggu pagi itu di awali dengan sepakbola dan dilanjutkan dengan sarapan pagi. Seusai menyantap bubur ayam dan nasi goreng kami pun bergegas menuju venue olahraga extrem Sindang Reret. Sarana yang dikelola oleh Kataji Out Bond ini memiliki berbagai wahana olahraga extrem seperti : Paint ball, hi- rope, flying fox, go kart, ….

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

"Sarapan pagi menjelang kegiatan outdoor"


Pukul 08.00 WIB, permainan simulasi tempur paint ball menjadi pilihan yang pertama. Berhubung jumlah kita lumayan banyak, sehingga tidak memungkinkan untuk dibagi menjadi dua kubu. Akhirnya wasit venue meminta kami untuk membagi kelompok menjadi tiga. Setelah semua peserta paint ball menggunakan seragam loreng, wasit kemudian meminta masing-masing komandan untuk ber “hom pim pah” guna menentukan dua tim mana yang akan berhadapan lebih dulu. Dua tim (Berperan sebagai teroris dan anti teroris) yang terpilih kemudian mendapatkan penjelasan dari wasit mengenai aturan permainan dan perlengkapan yang mesti digunakan : Goggle/masker, body protector, dan senjata tippman gun dengan peluru cat sebanyak 20 butir. Game simulasi perang ini dipimpin oleh 3 orang wasit : 1 wasit untuk mengendalikan permainan dan 1 wasit untuk masing-masing tim.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

"Kedua kubu bergaya sebelum pertempuran dimulai"


Setelah masing-masing melengkapi dirinya, wasit lalu meminta kami untuk memasuki arena simulasi perang berupa hutan buatan. Masing-masing kubu kemudian diberi waktu sejenak untuk menyusun strategi, lalu perang pun dimulai. Setiap orang sibuk bersembunyi, mengendap-ngendap membidik lawannya. Sambil sesekali merayap dan bersembunyi di balik seng, tong, ataupun masuk ke bunker, mata juga sibuk melirik ke kanan dan ke kiri, sambil jari telunjuk siap menembak lawan. Begitu yang saya rasakan. Ternyata susah juga mencari lawan memakai google masker. Pasalnya lensa masker yang mudah berembun karena hembusan nafas kita. Ketika pandangan ini mulai menangkap gerakan lawan berpakaian loreng memakai body protektor hitam, sontak saja jari ini menekan picu. Dor ! Dor ! Dor ! Dor ! Entah berapa kali saya memuntahkan peluru cat ke sasaran. Salah seorang wasit kemudian berteriak : “Hit ! Hit ! Hit !,” katanya. Seorang rekan kerja yang saat itu menjadi lawan kemudian berdiri seraya mengacungkan senjatanya ke atas sebagai tanda dia terkena. Ia pun kemudian meninggalkan arena pertempuran.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

"Selamat datang di medan peperangan"

Puihh, lega juga bisa melumpuhkan seorang lawan. Kian semangat saja untuk memburu lawan lainnya. Sasaran saya selanjutnya kali ini saya lihat sedang bersembunyi dalam sebuah bangunan yang desainnya mirip tempat prajurit menempatkan senjata otomatis yang kerap saya lihat dalam film-film perang semacam Band Of Brother, atau Enemy of The Gate. Sambil merayap saya menuju lokasi tersebut. Tampak sekelebat bayangan seseorang sedang membelakangi saya tengah mencari lawan ke arah lain. Kontan saja ini menjadi sasaran empuk. Saya bidik dia lalu saya tembak, Dor ! Dor ! Dor ! ”Hore kena lagi,” ujar saya dalam hati. Dua orang akhirnya berhasil saya lumpuhkan.

Saya pun merangsek semakin maju ke arah lawan. Saya lalu masuk ke dalam bunker yang berada tak jauh dari hadapan, niatnya untuk memudahkan mencari lawan yang lain. Benar saja dugaan saya karena setelah itu bisa melihat petempur kubu lawan di arah pukul 9. Dor ! Dor ! Dor ! senjata yang saya pegang memuntahkan peluru cat lagi. Terlampau percaya diri justru membuat saya kurang hati-hati. Tanpa saya sadari, seorang pemain lain dari kubu lawan ternyata sudah lama membidik saya dari arah pukul 12. Dor ! Dor ! Dor ! Kali ini giliran saya kena tembak. Sebuah peluru cat dengan diameter sekitar 6 milimeter berhasil mengenai tangan saya. Awalnya hanya terasa pegal, namun lama kelamaan darah mengucur dari tangan ini. Lumayan sakit juga ternyata. Karena kian nyeri, dengan terpaksa saya pun mengangkat senjata sebagai tanda menyerah.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

"Terluka terkena tembakan peluru cat (halah..:-))"

Kendati sangat melelahkan karena kita harus berlari, merayap dan terkadang meloncat, namun paint ball benar-benar game olahraga yang mengasyikan dan membuat ketagihan. Saya tidak kapok bermain simulasi tempur ini. Olah raga ini tak hanya menuntut kesiapan fisik, namun juga konsentrasi. Sedikit saja kita lengah maka akan menjadi sasaran empuk. Paint ball juga mampu memicu adrenalin. Rasa takut akan mulai kita rasakan sejak memasuki arena pertempuran. Ada rasa takut ditembak duluan oleh kubu lawan. Ditambah lagi rasa sakit tertembak peluru cat yang terus menghantui. Benar-benar olah raga yang lengkap.

Paint ball sendiri konon berasal dari Amerika dan dianggap sebagai olahraga extreme yang sangat populer dan telah dimainkan di hampir 100 negara di dunia. Mengikut sejarah, sebenarnya olahraga paintball bermula sejak dua dekade lalu di Amerika Serikat yang ketika itu dikenali sebagai National Survival Games (NSG). Demikian tulis Tea/Yuga dan Agus yang dimuat harian Waspada. Medan. Menurut National Sporting Goods Association (NSGA) dan National Profesional Paintball League (NPPL), paintball kini menduduki tempat ketiga olahraga extreme paling populer di Eropa dan Amerika Serikat.

Apakah Anda berminat mencobanya ? Dor ! Dor ! Dor !

Labels:


Tangkuban Parahu Yang Tetap Mempesona

1 comments

“Berbeda dengan Kawah Ratu dan Kawah Upas yang mudah dicapai, untuk mengunjungi Kawah Domas Anda membutuhkan sedikit usaha, pasalnya Anda harus berjalan kaki melewati jalan setapak sekitar 2 km. Jangan bermimpi bisa menggunakan mobil atau motor untuk menjangkau kawah ini. Rute jalannya yang menanjak dan menurun dan terdiri dari ratusan tangga akan sangat sulit untuk dilewati kendaraan”


Minggu (18/2), jam di ponsel saya telah menunjukan waktu pukul 10.00 WIB. Cuaca mendung disertai hujan rintik-rintik akibat kabut yang menggelayut di sekitar Gunung Tangkuban Parahu seakan tidak mampu menghalangi niatan para pengunjung untuk tetap menikmati keindahan gunung yang terkenal dengan legenda Sangkuriang ini.

Photobucket - Video and Image Hosting
Pemandangan Kawah Ratu yang mempesona (ikh/indrakh.blogspot.com)

Tangkuban Parahu berjarak sekitar 30 km arah utara Kota Bandung. Lokasi ini dapat ditempuh lewat Jl. Cagak, Kab. Subang atau Lembang, Kab. Bandung. Atau bagi Anda yang berminat menempuhnya dengan berjalan kaki, jalur lewat Jayagiri dapat menjadi pilihan.

Saat masa mahasiswa dulu saya kerap memilih rute melalui Jayagiri ini. Namun karena kunjungan saya kali ini membawa tamu dan keluarga - sebagian bahkan sudah lanjut usia- tentunya tidak memungkinkan untuk mengajak mereka melewati jalur tersebut sehingga memilih menggunakan kendaraan roda empat.

Bila Anda mengunjungi tempat ini dengan menggunakan mobil atau sepeda motor, baik datang dari arah Subang atau Lembang, Anda dapat memilih dua pintu masuk. Pertama, lewat pintu masuk yang berada tepat di seberang bumi perkemahan Cikole. Sedangkan pintu masuk kedua berada sekitar 3 km arah utara dari pintu pertama. Keduanya berada di jalur jalan utama yang menghubungkan kawasan Lembang dan Subang. Harga tiket masuk ke tempat wisata ini cukup terjangkau yakni Rp. 12000, - / orang.

Salah satu gunung berapi aktif di tanah air ini memiliki ciri yang khas yakni bentuknya yang mirip perahu terbalik, sehingga dinamakan Tangkuban Parahu. Bentuk yang unik ini disebabkan Gunung Tangkuban Parahu memiliki banyak kawah yang memanjang dan berdekatan, sehingga bila kita lihat dari kejauhan tidak membentuk kerucut seperti gunung pada umumnya.

Terdapat 10 kawah di Tangkuban Parahu. Terdiri dari : Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian dan Pangguyangan Badak. Demikian menurut informasi yang saya baca di website Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana.

Tidak ada yang jauh berbeda dengan kunjungan-kunjungan saya sebelumnya. Gunung yang berada di ketinggian 2084 m dpl tetap mengundang pesona banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.

Untuk mencapai Kawah Ratu, jika beruntung Anda dapat memarkirkan kendaraan tepat di bibir kawah tersebut. Sehingga dapat melihat dari dekat keindahan kawah yang mirip mangkuk raksasa ini. Tak jauh dari lokasi ini Anda dapat meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki ke Kawah Upas yang bersebelahan dengan Kawah Ratu.

Berbeda dengan Kawah Ratu dan Kawah Upas yang mudah dicapai, untuk mengunjungi Kawah Domas Anda membutuhkan sedikit usaha, pasalnya Anda harus berjalan kaki melewati jalan setapak sekitar 2 km. Jangan bermimpi bisa menggunakan mobil atau motor untuk menjangkau kawah ini. Rute jalannya yang menanjak dan menurun dan terdiri dari ratusan tangga akan sangat sulit untuk dilewati kendaraan. Mungkin bisa dicoba dengan menggunakan sepeda gunung, tapi akan sangat membutuhkan usaha yang gigih.

Namun perjalanan Anda dijamin akan langsung terobati begitu melihat keindahan Kawah Domas. Di tempat ini Anda dapat turun untuk melihat dari dekat pemandangan Kawah Domas yang memiliki banyak sumber air panas. Bila penasaran, Anda bisa merebus telur di kawah ini. Cukup 10 menit, telur yang Anda rebus sudah bisa disantap. Tidak perlu repot-repot untuk membawa telur ayam dari rumah, pasalnya warung-warung di sekitar Kawah Domas telah menyediakannya. Memang harganya cukup mahal yakni Rp. 2000, - per butir.

Photobucket - Video and Image Hosting
Merebus telur di Kawah Domas (ikh/indrakh.blogspot.com)

Di Kawah Domas Anda juga dapat berendam di kolam air panas yang kaya akan sulfur dan belerang. Konon kandungannya mampu mengobati penyakit-penyakit kulit.

Untuk mengunjungi Kawah Domas saya sarankan Anda untuk menempuh jalur lewat Kawah Ratu agar tidak terlalu lelah. Pasalnya rute ini jalannya menurun, sedangkan bila Anda masuk di pintu kawah domas dan baru melanjutkan perjalanan ke Kawah Ratu, maka bersiaplah untuk latihan jantung karena medannya yang menanjak dan terjal.


Photobucket - Video and Image Hosting
Berendam air panas di salah satu kolam yang berada di Kawah Domas (ikh/indrakh.blogspot.com)

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan tentang Gunung Tangkuban Parahu ini, namun bila tulisan ini terlalu panjang akan sulit dipahami. Lebih baik saya lanjutkan pada tulisan selanjutnya.

Jadi, apakah Anda tertarik berwisata ke Tangkuban Parahu ?

Labels:


Usaha di Cianjur – Cipatat – Rajamandala yang Kian Lesu

0 comments

"Mereka yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan berjualan makanan, oleh-oleh maupun kerajinan keramik di sepanjang ruas tersebut kini keadaannya kian lesu dan memprihatinkan. Sebagian di antara mereka bahkan harus gulung tikar akibat minim pembeli"

Kehadiran jalan tol Cipularang bagi sebagian orang merupakan keuntungan karena mampu memangkas waktu perjalanan Bandung – Jakarta maupun sebaliknya. Nadi perekonomian kota Bandung bahkan kian menggeliat setelah jalan bebas hambatan ini hadir. Setiap akhir pekan pusat perbelanjaan, factory outlet hingga rumah makan dijubeli wisatawan lokal, terutama asal Jakarta.

Namun jalan tol terpanjang di tanah air ini ternyata menimbulkan mimpi buruk bagi sebagian masyarakat Cianjur, Cipatat, Ciranjang hingga Rajamandala maupun Purwakarta hingga Cikampek. Mereka yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan berjualan makanan, oleh-oleh maupun kerajinan keramik di sepanjang ruas tersebut kini keadaannya kian lesu dan memprihatinkan. Sebagian di antara mereka bahkan harus gulung tikar akibat minim pembeli.

Keberadaan jalan tol yang juga memiliki jembatan tol tertinggi ini telah membuat para pengendara kendaraan pribadi maupun bis seakan enggan melewati jalur Cianjur maupun Purwakarta. Padahal sebelum dibukanya tol Cipularang, lokasi tersebut seringkali menjadi tempat singgah sejumlah bis dan kendaraan pribadi dari Bandung maupun Jakarta.




Photobucket - Video and Image Hosting
Suasana beberapa kios di kawasan Cipatat, Cianjur yang tampak suci pembeli (ikh)


Emen (43) yang sehari-hari membuka jongko peuyeum (tape) di daerah Cipatat, Cianjur, Jawa Barat sempat menceritakan keluhannya kepada saya. ”Saatos aya Cipularang sepi pisan icalan teh. Aya anu keresa linggih ka jongko abdi limaan tiap dinten oge tos untung. Seringnamah paling hiji atau dua anu meser dina sadinten,” ungkap Mang Emen, Minggu (4/2) dua pekan lalu. (Setelah ada Cipularang, pembeli kian sepi. Bisa meraih lima pembeli setiap hari pun sudah untung. Namun lebih sering hanya satu atau dua orang pembeli saja setiap hari).

Hal yang sama dialami Sape’i (26). Pemuda penjual sawo walanda (apa bahasa Indonesianya ya J ?) ini pun kian kesulitan pembeli setelah ada tol Cipularang. ”Ti enjing-enjing dugi ka sonten ieu, nembe bapak anu meser sawo. Padahal Abdi mung nyandak untung sakedik. Jigana mah mening damel anu sanes mun aya pilihan mah,” kata Sape’i lirih. (Sejak pagi hingga sore hari baru bapak yang membeli dagangan saya, padahal saya hanya mengambil untung sedikit. Bila memungkinkan sih lebih baik mencari kerjaan lain).

Bila tidak ada bantuan dari pemerintah nampaknya iklim usaha seperti itu akan terus berlanjut. Bukan tidak mungkin setiap tahun akan semakin banyak pedagang atau pengusaha yang bangkrut. Menurut saya sebaiknya para pengusaha tempat-tempat peristirahatan di ruas tol Cipularang memfasilitasi pedagang, terutama golongan pedagang kecil untuk ikut berjualan juga di lokasi bisnis mereka. Agar tidak semakin banyak pengusaha maupun pedagang di Cianjur maupun Purwakarta yang bisnisnya sekarat atau bahkan gulung tikar.

Anda punya ide lain ?

Labels:


Kehujanan, Makanan Berlemak dan Air Putih

0 comments

"Kejelian dalam memilih makanan juga ternyata menjadi faktor penting jika kita ingin menghindari radang tenggorokan. Bila kita lebih gemar menyantap makanan berminyak dan berlemak ketimbang sayuran atau buah-buahan, maka jangan salahkan bila suatu saat sakit menelan akan menghampiri"


Sudah dua pekan saya tidak mengupdate blog ini lagi. Hal itu karena kesehatan yang kurang mendukung. Demam dan radang tenggorokan yang dialami membuat saya tidak bisa ngantor hampir sepekan. Kehujanan, terlalu banyak melahap makanan berminyak dan berlemak, ditambah kurang minum air putih adalah pemicunya (Dua alasan terakhir adalah pendapat dokter yang memeriksa saya).



Photobucket - Video and Image Hosting




Hujan deras yang turun hampir setiap hari belakangan ini memang sulit dihindari. Apalagi bagi orang seperti saya yang memilih menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi. Kehujanan sekali dua kali mungkin tidak terlalu berpengaruh, namun bila keseringan diguyur hujan lambat laun daya tahan tubuh ini rontok juga.

Kejelian dalam memilih makanan juga ternyata menjadi faktor penting jika kita ingin menghindari radang tenggorokan. Bila kita lebih gemar menyantap makanan berminyak dan berlemak ketimbang sayuran atau buah-buahan, maka jangan salahkan bila suatu saat sakit menelan akan menghampiri.

Dipikir-pikir, satu bulan belakangan ini menu makanan saya – terutama di luar rumah – memang kacau balau. Acara makan di luar bersama rekan-rekan kerja yang lebih mirip wisata kuliner memang belum bisa saya imbangi dengan menyantap sayuran dan buah-buahan. Sate, steak, kebab, mie, dan makanan penuh lemak lainnya lebih sering saya makan belakangan ini.



Photobucket - Video and Image Hosting



Tentang minuman ada benarnya juga. Belakangan saya lebih sering memilih air berwarna ketimbang air putih. Kopi, teh manis kemasan botol, minuman bersoda, dan minuman dalam kemasan lainnya yang kerap saya konsumsi boleh jadi menjadi pemicu yang tak bisa dianggap enteng.

Alhamdulillah kesehatan saya kini telah berangsur pulih, semoga bisa lebih teratur lagi membuat postingan di blog ini maupun blog saya yang lain. Aamiin.

Labels:


Hendarso, Legenda Hidup Calung Sunda

0 comments


Photobucket - Video and Image Hosting


”Untuk sekelas musik etnis kiprah Darso memang fenomenal. Tengok saja berbagai lagu calungnya yang bisa bertahan hingga puluhan tahun. Hingga kini pun gaya dan ciri khas nyanyiannya banyak ditiru dan menjadi acuan grup-grup calung yang ada di Jawa Barat”



Sebenarnya saya tergerak membuat tulisan ini seusai membaca postingan rekan saya, Rois yang membahas sedikit tentang Darso.

***
Rabu siang dua pekan lalu, cuaca di sekitar Ujung Berung, Bandung terasa panas sekali, maklum sinar matahari saat itu memang sedang teriknya. Namun demikian kondisi ini tidak menyurutkan para tamu yang berdatangan ke sebuah acara resepsi pernikahan rekan saya. Para tamu undangan tampak sibuk memilih berbagai menu yang disajikan berbagai stand yang ada. Mereka seakan tidak peduli dengan pertunjukan di panggung yang diadakan empunya hajat.

Situasi mendadak berubah setelah Kang Ega robot yang bertindak sebagai MC menyebutkan nama seseorang yang akan naik panggung. “…….Kang Darso…..!!” katanya.

Sebagian besar tamu undangan yang sebelumnya cuek dengan kejadian di panggung tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Sebagian dari mereka bahkan ada yang merangsek mendekat ke arah panggung karena penasaran ingin melihat sang penyanyi.

Tak lama kemudian seorang pria paruh baya berambut panjang dengan dandanan nyentrik tampil ke atas panggung. Berbalut baju putih yang dihiasi tambalan beraneka warna, lelaki yang sepintas agak mirip penyair asal Ciamis Godi Suwarna ini pun mulai menyapa penonton dengan gaya khasnya yang garihal dan kocak.

***
Ya, diantara Anda mungkin ada yang belum familiar mendengar nama Hendarso. Pria yang mulai berkiprah di dunia musik sejak tahun 1960-an ini memang hanya selebritis lokal. Namun demikian lelaki yang biasa dipanggil Darso ini jasanya tidak bisa dianggap enteng dalam menjaga kelestarian seni sunda, khususnya seni calung.

Mungkin tidak banyak yang tahu kalau Darso mulai meniti karir dari grup band, bukan dari musik etnis. Beberapa tahun lalu saya pernah membaca sebuah artikel wawancara di HU Pikiran Rakyat yang memuat hal ini. Pada era 60-an, bersama grup Band Nada Karya, Darso kerap mengiringi penyanyi top jaman itu, seperti Lilis Suryani, dan Tety Kadi. Sayang kiprahnya di dunia musik Indonesia mesti terhenti akibat tidak stabilnya kondisi tanah air pasca G30S/ PKI.

Setelah masa itu, Darso muda bersama teman-temannya kemudian iseng bermain calung. Konon kabarnya kala itu sebenarnya Darso tidak menyukai jenis kesenian sunda yang satu ini. Namun justru dari keisengannya inilah calung menjadi sumber pendapatan baru dan jalan hidup bagi Darso. Atas jasa RRI Bandung, nama grup calung Darso Putra semakin dikenal masyarakat Jawa Barat. Apalagi pada saat itu RRI merupakan primadona hiburan masyarakat.

Berbagai lagu yang diiringi musik calung sempat menjadi hits. Salah satu lagu calung klasik yang dibawakan Darso yang hingga kini masih saya suka adalah lagu berjudul ”Kembang Tanjung.”

Memang kesuksesan penyanyi ini tidak terlepas dari bantuan Uko Hendarto sebagai pencipta lagu, yang tak lain adalah kakak kandungnya. Namun untuk sekelas musik daerah kiprah Darso memang fenomenal. Tengok saja berbagai lagu calungnya yang bisa bertahan hingga puluhan tahun. Hingga kini pun gaya dan ciri khas nyanyiannya banyak ditiru dan menjadi acuan grup-grup calung yang ada di Jawa Barat.

Baru di era 90-an Hendarso mulai masuk ke jalur musik pop sunda. Bahkan bisa dibilang dialah pelopor penyanyi pop sunda saat itu. Penampilannya memang sempat juga mengundang kontra dari para seniman klasik musik sunda karena dinilai melanggar pakem, namun Hendarso tetap melaju. Lagu Sarboah, Cucu deui, dan Maripi adalah contoh lagu yang sempat menjadi hits di kalangan penikmat musik pop sunda kala itu.

Darso adalah penyanyi sunda yang memiliki bakat alam. Hal ini pernah diungkapkan kritikus film Eddy D Iskandar dalam sebuah artikelnya. Menurutnya lagu-lagu Darso banyak yang diciptakan secara spontan di studio rekaman. Semua itu merupakan ciri khas kekuatan penyanyi alami yang lagu-lagunya telah puluhan tahun menyatu dengan khalayak.

Tak hanya lagu bertema cinta yang dia bawakan, penyanyi yang pernah tinggal di Karasak ini pun sempat menelurkan lagu relijius berjudul ”Amparan Sajadah.” Lagu ini bahkan kini dirilis ulang dalam bentuk baru oleh penyanyi rap Ebieth Bieth A.

Beberapa lagu lain yang pernah saya dengar, diantaranya ; Nostalgia Cinta, Duriat, Tanjakan Burangrang, Mega Sutra Pantai Carita, dan Tanjung Baru.

Darso memang nyeleneh. Gaya bahasa yang dilontarkannya cenderung kasar. Namun kendati begitu sumbangan Darso terhadap seni sunda khususnya calung sangat banyak dan harus dihargai. Ia adalah legenda hidup calung sunda.

Patut disayangkan belum banyak yang menghargai kiprahnya selama puluhan tahun ini. Tercatat baru Sekolah Tinggi Musik Bandung yang pernah menganugerahkan penghargaan Jabar Music Award 2005 kepadanya.

Semoga Darso tetap bisa berkarya kendati usianya sudah tidak muda lagi. Wilujeng, kang !!

* Picture Courtessy of Roisz.

Labels:


Televisi Saya Rusak (Lagi)

0 comments

"Untuk televisi yang kedua ini sebenarnya masalah awalnya sama persis dengan yang pertama, yakni kerap berpindah-pindah frekuensi. Sebelumnya memang tidak bermasalah, namun Televisi merk JVC ini entah mengapa mengikuti jejak televisi yang pertama. Suara dari tayangan televisi memang tetap keluar namun gambarnya amburadul"


Seperti hari-hari sebelumnya, pada hari Kamis (25/1) pagi saya berniat untuk menonton news di televisi. Namun ketika televisi saya nyalakan betapa kagetnya karena yang tampil di layar hanyalah gambar yang tidak jelas. Gambar tayangan acara televisi hanya tampak sebagian kecil saja dan berwarna kombinasi merah tua dan coklat. Televisi saya rusak lagi !!

“Waduuhh,……ini kejadian yang keduakalinya,” keluh saya dalam hati. Yaa, ini adalah televisi kedua yang rusak dalam kurun 1,5 tahun. Padahal keduanya baru. Sekitar 8 bulan lalu televisi merk Sharp di rumah mengalami masalah kerap berpindah-pindah frekuensi. Jika kita baru menyalakannya jangan berharap sebuah channel bisa kita tonton secara utuh. Pasalnya ia akan terus berpindah-pindah frekuensi. Setelah lama barulah televisi yang satu ini bisa tetap pada salurannya, walaupun berpindah lagi namun intensitasnya tidak sesering saat kita baru menyalakannya.

Akhirnya karena kesal dengan kondisi televisi seperti itu, keluarga kami pun sepakat untuk memperbaikinya. Beruntung ada kerabat yang bisa menangani hal ini. Kini televisi Sharp ini tidak tetap dibiarkan disimpan di rumahnya. Usut punya usut ternyata menurut pengakuannya ia tidak memperbaiki sedikit pun. Dia hanya membersihkan debu-debu di bagian dalamnya saja. Hingga kini televisi yang itu tetap ”sehat” dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Untuk televisi yang kedua ini sebenarnya masalah awalnya sama persis dengan yang pertama, yakni kerap berpindah-pindah frekuensi. Sebelumnya memang tidak bermasalah, namun Televisi merk JVC ini entah mengapa mengikuti jejak televisi yang pertama. Suara dari tayangan televisi memang tetap keluar namun gambarnya amburadul.

Hingga kini saya masih belum tahu penyebab kenapa keduanya bisa menghadapi masalah yang sama. Apakah pengaruh booster ? Atau kondisi geografis tempat tinggal saya yang memang berada di lembah daerah Bandung Utara ? Entahlah. Yang pasti kini saya akan ketinggalan headline news yang biasanya saya dapat dari berita pagi di televisi. Saya juga akan kehilangan kesempatan menonton sepakbola liga Inggris di akhir pekan.

Ughh, apakah harus membeli televisi yang baru ? Non budgeter dong !! Belum lagi kalau ternyata kondisinya akan bernasib sama dengan pendahulunya, bisa berabe kalau begitu. Apakah diantara Anda ada yang mengalami pengalaman yang sama ?

Labels:


    Image hosting by Photobucket
    • Indra KH
    • Content Dev, IT Documentation
    • Bandoeng, Jawa Barat, Indonesia
    • My Profile!
    • Chat with Indra KH

RECENT POST

ARCHIVES

BLOGROLL

LINKS

BREAKFAST

Google



blog-indonesia

Indonesian Muslim 

Blogger

karyacipta





dukung persib



Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x