Menyusuri Detik Kehidupan Bersama Indra KH



Tangkuban Parahu Yang Tetap Mempesona

1 comments

“Berbeda dengan Kawah Ratu dan Kawah Upas yang mudah dicapai, untuk mengunjungi Kawah Domas Anda membutuhkan sedikit usaha, pasalnya Anda harus berjalan kaki melewati jalan setapak sekitar 2 km. Jangan bermimpi bisa menggunakan mobil atau motor untuk menjangkau kawah ini. Rute jalannya yang menanjak dan menurun dan terdiri dari ratusan tangga akan sangat sulit untuk dilewati kendaraan”


Minggu (18/2), jam di ponsel saya telah menunjukan waktu pukul 10.00 WIB. Cuaca mendung disertai hujan rintik-rintik akibat kabut yang menggelayut di sekitar Gunung Tangkuban Parahu seakan tidak mampu menghalangi niatan para pengunjung untuk tetap menikmati keindahan gunung yang terkenal dengan legenda Sangkuriang ini.

Photobucket - Video and Image Hosting
Pemandangan Kawah Ratu yang mempesona (ikh/indrakh.blogspot.com)

Tangkuban Parahu berjarak sekitar 30 km arah utara Kota Bandung. Lokasi ini dapat ditempuh lewat Jl. Cagak, Kab. Subang atau Lembang, Kab. Bandung. Atau bagi Anda yang berminat menempuhnya dengan berjalan kaki, jalur lewat Jayagiri dapat menjadi pilihan.

Saat masa mahasiswa dulu saya kerap memilih rute melalui Jayagiri ini. Namun karena kunjungan saya kali ini membawa tamu dan keluarga - sebagian bahkan sudah lanjut usia- tentunya tidak memungkinkan untuk mengajak mereka melewati jalur tersebut sehingga memilih menggunakan kendaraan roda empat.

Bila Anda mengunjungi tempat ini dengan menggunakan mobil atau sepeda motor, baik datang dari arah Subang atau Lembang, Anda dapat memilih dua pintu masuk. Pertama, lewat pintu masuk yang berada tepat di seberang bumi perkemahan Cikole. Sedangkan pintu masuk kedua berada sekitar 3 km arah utara dari pintu pertama. Keduanya berada di jalur jalan utama yang menghubungkan kawasan Lembang dan Subang. Harga tiket masuk ke tempat wisata ini cukup terjangkau yakni Rp. 12000, - / orang.

Salah satu gunung berapi aktif di tanah air ini memiliki ciri yang khas yakni bentuknya yang mirip perahu terbalik, sehingga dinamakan Tangkuban Parahu. Bentuk yang unik ini disebabkan Gunung Tangkuban Parahu memiliki banyak kawah yang memanjang dan berdekatan, sehingga bila kita lihat dari kejauhan tidak membentuk kerucut seperti gunung pada umumnya.

Terdapat 10 kawah di Tangkuban Parahu. Terdiri dari : Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian dan Pangguyangan Badak. Demikian menurut informasi yang saya baca di website Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana.

Tidak ada yang jauh berbeda dengan kunjungan-kunjungan saya sebelumnya. Gunung yang berada di ketinggian 2084 m dpl tetap mengundang pesona banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.

Untuk mencapai Kawah Ratu, jika beruntung Anda dapat memarkirkan kendaraan tepat di bibir kawah tersebut. Sehingga dapat melihat dari dekat keindahan kawah yang mirip mangkuk raksasa ini. Tak jauh dari lokasi ini Anda dapat meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki ke Kawah Upas yang bersebelahan dengan Kawah Ratu.

Berbeda dengan Kawah Ratu dan Kawah Upas yang mudah dicapai, untuk mengunjungi Kawah Domas Anda membutuhkan sedikit usaha, pasalnya Anda harus berjalan kaki melewati jalan setapak sekitar 2 km. Jangan bermimpi bisa menggunakan mobil atau motor untuk menjangkau kawah ini. Rute jalannya yang menanjak dan menurun dan terdiri dari ratusan tangga akan sangat sulit untuk dilewati kendaraan. Mungkin bisa dicoba dengan menggunakan sepeda gunung, tapi akan sangat membutuhkan usaha yang gigih.

Namun perjalanan Anda dijamin akan langsung terobati begitu melihat keindahan Kawah Domas. Di tempat ini Anda dapat turun untuk melihat dari dekat pemandangan Kawah Domas yang memiliki banyak sumber air panas. Bila penasaran, Anda bisa merebus telur di kawah ini. Cukup 10 menit, telur yang Anda rebus sudah bisa disantap. Tidak perlu repot-repot untuk membawa telur ayam dari rumah, pasalnya warung-warung di sekitar Kawah Domas telah menyediakannya. Memang harganya cukup mahal yakni Rp. 2000, - per butir.

Photobucket - Video and Image Hosting
Merebus telur di Kawah Domas (ikh/indrakh.blogspot.com)

Di Kawah Domas Anda juga dapat berendam di kolam air panas yang kaya akan sulfur dan belerang. Konon kandungannya mampu mengobati penyakit-penyakit kulit.

Untuk mengunjungi Kawah Domas saya sarankan Anda untuk menempuh jalur lewat Kawah Ratu agar tidak terlalu lelah. Pasalnya rute ini jalannya menurun, sedangkan bila Anda masuk di pintu kawah domas dan baru melanjutkan perjalanan ke Kawah Ratu, maka bersiaplah untuk latihan jantung karena medannya yang menanjak dan terjal.


Photobucket - Video and Image Hosting
Berendam air panas di salah satu kolam yang berada di Kawah Domas (ikh/indrakh.blogspot.com)

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya ceritakan tentang Gunung Tangkuban Parahu ini, namun bila tulisan ini terlalu panjang akan sulit dipahami. Lebih baik saya lanjutkan pada tulisan selanjutnya.

Jadi, apakah Anda tertarik berwisata ke Tangkuban Parahu ?

Labels:


Usaha di Cianjur – Cipatat – Rajamandala yang Kian Lesu

0 comments

"Mereka yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan berjualan makanan, oleh-oleh maupun kerajinan keramik di sepanjang ruas tersebut kini keadaannya kian lesu dan memprihatinkan. Sebagian di antara mereka bahkan harus gulung tikar akibat minim pembeli"

Kehadiran jalan tol Cipularang bagi sebagian orang merupakan keuntungan karena mampu memangkas waktu perjalanan Bandung – Jakarta maupun sebaliknya. Nadi perekonomian kota Bandung bahkan kian menggeliat setelah jalan bebas hambatan ini hadir. Setiap akhir pekan pusat perbelanjaan, factory outlet hingga rumah makan dijubeli wisatawan lokal, terutama asal Jakarta.

Namun jalan tol terpanjang di tanah air ini ternyata menimbulkan mimpi buruk bagi sebagian masyarakat Cianjur, Cipatat, Ciranjang hingga Rajamandala maupun Purwakarta hingga Cikampek. Mereka yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan berjualan makanan, oleh-oleh maupun kerajinan keramik di sepanjang ruas tersebut kini keadaannya kian lesu dan memprihatinkan. Sebagian di antara mereka bahkan harus gulung tikar akibat minim pembeli.

Keberadaan jalan tol yang juga memiliki jembatan tol tertinggi ini telah membuat para pengendara kendaraan pribadi maupun bis seakan enggan melewati jalur Cianjur maupun Purwakarta. Padahal sebelum dibukanya tol Cipularang, lokasi tersebut seringkali menjadi tempat singgah sejumlah bis dan kendaraan pribadi dari Bandung maupun Jakarta.




Photobucket - Video and Image Hosting
Suasana beberapa kios di kawasan Cipatat, Cianjur yang tampak suci pembeli (ikh)


Emen (43) yang sehari-hari membuka jongko peuyeum (tape) di daerah Cipatat, Cianjur, Jawa Barat sempat menceritakan keluhannya kepada saya. ”Saatos aya Cipularang sepi pisan icalan teh. Aya anu keresa linggih ka jongko abdi limaan tiap dinten oge tos untung. Seringnamah paling hiji atau dua anu meser dina sadinten,” ungkap Mang Emen, Minggu (4/2) dua pekan lalu. (Setelah ada Cipularang, pembeli kian sepi. Bisa meraih lima pembeli setiap hari pun sudah untung. Namun lebih sering hanya satu atau dua orang pembeli saja setiap hari).

Hal yang sama dialami Sape’i (26). Pemuda penjual sawo walanda (apa bahasa Indonesianya ya J ?) ini pun kian kesulitan pembeli setelah ada tol Cipularang. ”Ti enjing-enjing dugi ka sonten ieu, nembe bapak anu meser sawo. Padahal Abdi mung nyandak untung sakedik. Jigana mah mening damel anu sanes mun aya pilihan mah,” kata Sape’i lirih. (Sejak pagi hingga sore hari baru bapak yang membeli dagangan saya, padahal saya hanya mengambil untung sedikit. Bila memungkinkan sih lebih baik mencari kerjaan lain).

Bila tidak ada bantuan dari pemerintah nampaknya iklim usaha seperti itu akan terus berlanjut. Bukan tidak mungkin setiap tahun akan semakin banyak pedagang atau pengusaha yang bangkrut. Menurut saya sebaiknya para pengusaha tempat-tempat peristirahatan di ruas tol Cipularang memfasilitasi pedagang, terutama golongan pedagang kecil untuk ikut berjualan juga di lokasi bisnis mereka. Agar tidak semakin banyak pengusaha maupun pedagang di Cianjur maupun Purwakarta yang bisnisnya sekarat atau bahkan gulung tikar.

Anda punya ide lain ?

Labels:


Kehujanan, Makanan Berlemak dan Air Putih

0 comments

"Kejelian dalam memilih makanan juga ternyata menjadi faktor penting jika kita ingin menghindari radang tenggorokan. Bila kita lebih gemar menyantap makanan berminyak dan berlemak ketimbang sayuran atau buah-buahan, maka jangan salahkan bila suatu saat sakit menelan akan menghampiri"


Sudah dua pekan saya tidak mengupdate blog ini lagi. Hal itu karena kesehatan yang kurang mendukung. Demam dan radang tenggorokan yang dialami membuat saya tidak bisa ngantor hampir sepekan. Kehujanan, terlalu banyak melahap makanan berminyak dan berlemak, ditambah kurang minum air putih adalah pemicunya (Dua alasan terakhir adalah pendapat dokter yang memeriksa saya).



Photobucket - Video and Image Hosting




Hujan deras yang turun hampir setiap hari belakangan ini memang sulit dihindari. Apalagi bagi orang seperti saya yang memilih menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi. Kehujanan sekali dua kali mungkin tidak terlalu berpengaruh, namun bila keseringan diguyur hujan lambat laun daya tahan tubuh ini rontok juga.

Kejelian dalam memilih makanan juga ternyata menjadi faktor penting jika kita ingin menghindari radang tenggorokan. Bila kita lebih gemar menyantap makanan berminyak dan berlemak ketimbang sayuran atau buah-buahan, maka jangan salahkan bila suatu saat sakit menelan akan menghampiri.

Dipikir-pikir, satu bulan belakangan ini menu makanan saya – terutama di luar rumah – memang kacau balau. Acara makan di luar bersama rekan-rekan kerja yang lebih mirip wisata kuliner memang belum bisa saya imbangi dengan menyantap sayuran dan buah-buahan. Sate, steak, kebab, mie, dan makanan penuh lemak lainnya lebih sering saya makan belakangan ini.



Photobucket - Video and Image Hosting



Tentang minuman ada benarnya juga. Belakangan saya lebih sering memilih air berwarna ketimbang air putih. Kopi, teh manis kemasan botol, minuman bersoda, dan minuman dalam kemasan lainnya yang kerap saya konsumsi boleh jadi menjadi pemicu yang tak bisa dianggap enteng.

Alhamdulillah kesehatan saya kini telah berangsur pulih, semoga bisa lebih teratur lagi membuat postingan di blog ini maupun blog saya yang lain. Aamiin.

Labels:


    Image hosting by Photobucket
    • Indra KH
    • Content Dev, IT Documentation
    • Bandoeng, Jawa Barat, Indonesia
    • My Profile!
    • Chat with Indra KH

RECENT POST

ARCHIVES

BLOGROLL

LINKS

BREAKFAST

Google



blog-indonesia

Indonesian Muslim 

Blogger

karyacipta





dukung persib



Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x